Kalau kebanyakan orang memilih untuk honeymoon ke Bali atau ke luar negeri, kami lebih memilih untuk menghabiskan cuti menikah ke tempat yang tidak biasa. Yeah, kami memilih mudik ke kampung.
Pesta yang seharian di tanggal 7/11 cukup membuat kami kelelahan, dan kami memang sengaja memutuskan untuk melakukan perjalanan di hari Senin, tgl 10/11 malam, tiket promo boooo, jadi terima nasib berangkat jam 8p.m. itupun delay, berangkat jadi jam 9p.m. Air Asia, aku .. .. .. .. padamu bangeett deh.
Selesai ambil koper di Kualanamu sudah jam 12a.m. Kami sempat memutuskan untuk menginap di masjid bandara, maksud hati pengen ala-ala backpacker, tapi nyali langsung ciut pas liat bandara gak ada kehidupan.
Akhirnya kami memutuskan untuk sewa mobil menuju Parapat, sampai parapat baru jam 4a.m. Kami terlalu cepat, kapal penyeberangan menuju Tuk-Tuk saja paling awal beroperasi jam 6a.m. Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di hotel untuk sekedar numpang tidur dan sarapan. *Just info, hotel-hotel sekitar parapat banyak yang jelek tapi mahal, ada juga yang bagus tapi mahal bangeet, menurut saya*
Selasa pagi, setelah kami sarapan seadanya, kami memulai perjalanan. Yess, kami jalan kaki dongg dari hotel sampe ke depan jalan ambil angkot untuk ke pelabuhan tigaraja.
Bonick si Petualang |
Sampai di pelabuhan kami langsung naik kapal penyeberangan ke Tuk-Tuk dengan biaya Rp.10.000/org, diantar sampai dermaga hotel (disetiap hotel biasanya punya dermaga, jadi kapal penyeberangan itu semacam angkutan resmi, yang jadwal nya sudah pasti 1 jam sekali siap mengangkut tamu hotel.
Kami tiba di Carolina cottage. Kesan kami : murah & berkesan, kalau mau tahu seperti apa tempatnya, silahkan lihat disini. Sampai hotel, kami lanjut istirahat lagi, karena perjalanan senin hingga selasa subuh begitu terasa. Setelah istirahat kami hanya berjalan-jalan kaki di sekitar hotel, menikmati cafe-cafe pizza rumahan yang rasanya sangat lezat, tapi lagi-lagi mahal. Yah, namanya juga tempat wisata, dimana ada turis asing pasti deh harga semuanya melejit.
Rabu, kami berencana untuk check out dan pindah ke hotel Tabo Cottages sore hari. Sebelum nya kami sarapan dan berniat untuk berenang di pinggiran Danau Toba, meskipun sekarang danau kotor, tapi beruntung air yang kami temui masih sedikit jernih dan ada ikan kecil-kecil. hehe...
Selesai berenang, kami menyewa motor untuk keliling pulau Samosir, oh ya sebelumnya kami sudah menitipkan koper kami ke Tabo Cottage.
Banyak kenangan lucu yang terekam di memori :::
- Efek gila selfie, saya hampir diseruduk kerbau, terus motor kami hampir terpeleset kubangan. hehe
- Kami hampir nyasar karena petunjuk arah yang sangat minim untuk menuju Huta Siallagan
- Kami ke makam raja sidabutar, yg akhirnya saya tahu, kalo di tempat itu banyak 'guide penipu + matre'
- Kami menikmati kopi, teh dan indomie terus di pinggir danau toba
- Kami melihat arah menuju tempat wisata ''Pagar Batu 2km dari sini'', tapi hampir 5km kami cari gak ada tanda-tanda kehidupan didaerah situ. *orang-orang kampung situ pun kami tanya malah cuek aja, pantesan samosir susah majunya, masyarakat nya aja kurang tata krama nya*
- Kami naik motor hanya dengan satu arah : Lurus terus. Lihat bukit + kerbau aja bahagia nya bukan main. Bahagia itu sederhana.
- Kami mampir beli souvenir ukir dan ngobrol dengan si empunya toko, dan dapat sedikit nasihat mengenai 'Dalihan na tolu'
Tak terasa hari sudah sore dan mendung, kami memutuskan untuk pulang ke Carolina cottage untuk mengembalikan motor sewaan, dari Carolina sampai Tabo cottages kami berjalan kaki. satu kata yang teringat, Romantis. Ciyeee :*
Berikut cuplikan nya:
Sarapan pagi di Carolina.. |
Huta Siallagan |
Makam Raja Sidabutar |
Nyasar nyari Pagar Batu,, selfie teteupp.. |
Berdua di Huta Siallagan |
Liat jalanan kosong + bukit + mendung aja udah girang bgt! |
Duduknya asik bgt, berasa di warteg! |
jalan kaki dari Carolina menuju Tabo Cottages |
Bersambung...